Bicara soal asuransi mikro syariah (asmiksy) tidak akan pernah habis untuk dibahas. Hari ini Kadin mengadakan FGD perihal asmiksy bersama para pelaku industri, asosiasi, dan regulator.
Pertama kita lihat background mengapa asmiksy dibutuhkan. Secara singkat, layanan asmiksy akan sangat membantu kelompok masyarakat marjinal dan berpendapatan rendah untuk melindungi diri dan aset yang dimilikinya.
Tujuan penyediaan asmiksy itu sendiri ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah supaya mereka bisa mengakses jasa keuangan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Prospek asmiksy sendiri sangat besar, dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 238 juta, terdapat 143 juta yang masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah (di bawah $4 per hari). Bila menggunakan angka “pesimis” dari BPS maka kategori masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan “hanya” 28 juta.

Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) sendiri sudah mengeluarkan produk asmiksy yang dinamakan SI BIJAK. Produk yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini memberikan manfaat gabungan produk asuransi umum syariah dan asuransi jiwa syariah.
Dari catatan sementara yang disampaikan pelaku industri, masih terdapat tantangan pengembangan asmiksy seperti:
• kurangnya pemahaman dan manfaat mengenai asuransi, terlebih mengenai asuransi syariah (takaful)
• masih terbatasnya manfaat yang bisa diberikan produk asmiksy dibandingkan kebutuhan masyarakat
• masih terbatasnya kapasitas perusahaan asuransi syariah terhadap potential loss sehingga masih dibutuhkan capacity building
• belum terpenuhinya bilangan besar penutupan asmiksy sehingga biaya yang dibutuhkan belum efisien dan belum efektif
• less prudent underwriting, karena asmiksy ini harus menerapkan prinsip anti seleksi, sehingga meningkatkan moral hazard
• dibutuhkan jalur distribusi yang tepat supaya bisa menggarap potensi pasar yang terbuka
Wallahu’alam bish shawab