EHN Personal Thought · Family

Ayah Kami – Bagian 5

Kisah seorang Ayah yang menjadi sosok pahlawan bagi keluarganya

– Bagian 5 –

Satu yang selalu saya ingat, dan memang terpampang di foto-foto keluarga kami, setiap akhir pekan ayah kami selalu berusaha mengajak kami ke suatu tempat. Ancol dan Taman Mini merupakan tujuan akhir pekan kami. Waktu itu, hari libur hanya ada di hari Minggu, sebelum pemerintah menetapkan Sabtu juga sebagai hari libur formal bagi perusahaan-perusahaan.

Di Ancol, kami biasa menikmati pantai (yang kala itu masih lebih bersih dibanding sekarang). Biasanya diakhiri dengan menyantap atau membungkus kerang hijau (kala itu masih jarang yang menjual).

Di Taman Mini, kami biasa menyewa sepeda, bermain, berkeliling mengayuh sepeda tandem. Dulu, saya pernah tidak mau pulang dari anjungan rumah Kalimantan (saya lupa dari Kalimantan bagian mana). Saya menganggap itulah rumah saya 😛

Kebiasaan berakhir pekan ini, terus berlanjut sampai ayah kami mempunyai cucu-cucu. Setiap akhir pekan, biasanya ayah kami sudah siap sejak pagi dan menantikan kehadiran cucu-cucunya di rumah…. Barangkali bukan anak-anaknya yang dinantikan, tapi cucu-cucunya saja 😀

Walaupun ayah kami orang yang tegas dan bisa sangat marah bila ada kesalahan di hadapannya, tetapi sisi yang satu ini membuat kami tidak bisa menghindari kekaguman kami akan sosok sang ayah. Walaupun terkesan ada “jarak” tetapi bila melihat lebih dalam lagi, kami pun menyadari bahwa ayah kami selalu melakukan yang terbaik bagi keluarganya. Alhamdulillah, tidak ada goncangan berarti di keluarga kami. Alhamdulillah, tidak ada anak-anaknya yang terjerumus narkoba. Bahkan hanya satu di antara anak-anaknya yang merokok, itu pun dengan alasan karena sebagai seorang arsitek, sering bergadang dan butuh refreshing dengan merokok. Selebihnya tidak ada yang melakukannya.

Ayah kami mungkin bukan tipikal orang modern. Sebagai old cracker, beliau tidak sungkan meminta bantuan orang yang lebih junior darinya untuk membantunya, termasuk saya.

Saya sejak SMP sudah menjadi “asisten” ayah kami. Seringkali, apabila ayah kami hendak melakukan presentasi di kantor, dengan keterbatasan beliau menggunakan komputer, beliau meminta saya yang membuatkan power point.

Jadi sebenarnya sejak SMP saya sudah ter-exposed dengan jargon-jargon asuransi, seperti premi, klaim, PML, EML, MPL, treaty, excess of loss, bordereaux, dll. Ternyata di alam bawah sadar saya inilah yang membentuk karakter dan passion saya di industri asuransi.

End of part 5 :
To be continued ~

~ posted by @erwin_noekman erwin@noekman.com for erwin-noekman.com with disclaimer on ~

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s