EHN Personal Thought

Nanggroe Aceh Darussalam

Sehubungan dengan pemberlakuan Qanun di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam di awal tahun 2022 ini, yang salah satunya mempersyaratkan operasional keuangan dengan prinsip syariah. Industri yang juga terpapar dan terdampak adalah asuransi, yang harus menggunakan prinsip syariah. Pemberlakuan ini sebenarnya mempunyai dampak yang positif bagi perkembangan industri asuransi syariah di tanah air, dimana terdapat limpahan portofolio dari non-syariah ke syariah.

Walaupun, secara nominal (sesuai dengan penyebaran bisnis asuransi syariah di wilayah NAD) yang tidak lebih dari 2% dari total perolehan nasional. Sebelumnya, wilayah NAD merupakan salah satu provinsi dengan porsi terendah di perasuransian.Satu hal yang menarik dari wilayah NAD adalah otonomi khusus yang diberikan kepada Pemerintah setempatm, yang salah satunya digunakan untuk menerapkan dengan utuh prinsip syariah.

Kunjungan kerja ke NAD kali ini, bertujuan untuk membuka jalan dan peluang lebih besar lagi bagi para pelaku usaha. AASI berkepentingan untuk menjadi penghubung utama dengan Pihak-Pihak Utama (Pengambil Keputusan) termasuk dengan Pemerintah Aceh. 

Hari #1 (05.06.22)Seperti biasa, sebuah perjalanan yang singkat namun padat. Perjalanan diawali di hari Ahad pagi menuju Banda Aceh. Pandemi turut menekan jumlah frekuensi penerbangan dari/ke Banda Aceh. Alhasil, terpaksa menggunakan pesawat yang tersedia di pagi hari. Penerbangan cukup tertunda 20 menit, semata dikarenakan antrian menjelang take-off. Selebihnya, perjalanan selama 2 jam 25 menit tsb, relatif aman.

Setibanya Bandara Aceh, bersiap langsung menuju Sigli sebagai transit sebelum menuju Samalanga (Bieruen).Kunjungan pertama dilakukan ke Pondok Pesantren Darul Munawwarah. Di sini, kami melakukan silaturrahim dengan Abu Kuta Krueng (Tengku Usman) selaku pendiri dan pengelola Pondok.

Pertemuan hangat dengan saling bertukar cindera mata, dan AASI juga memberikan donasi bagi pembangunan Pondok. Selepas itu, kami pun izin pamit untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.Kunjungan kedua dilakukan ke Dayah Mahad al Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya (MESRA) juga di wilayah Samalanga, Bireuen.

Alhamdulillah, kami berkesempatan berjumpa langsung dengan Abu Mudi Mesra. Kami juga mendapatkan sambutan hangat dan dijamu makan malam. Ciri khas dan etika di Sumatera, jangan pernah menolak jamuan makan.Selepas diskusi hangat, kami kembali izin pamit untuk meneruskan aktivitas untuk kembali ke kota Sigli dan menginap di sana.

Kedua beliau di atas, adalah panutan dan tokoh yang disegani warga Aceh. Keduanya pun, dianggap berjasa dalam mempersatukan pihak-pihak yang terlibat konflik senjata beberapa waktu lalu.

Semoga kunjungan kepada kedua Guru kita tsb, memberikan kebaikan bagi perkembangan asuransi syariah, setidaknya di wilayah Nanģgroe Aceh Darussalam. Aamiin.

End of Day 1

to be continued ~