EHN Personal Thought

Menanti Sang Mahaguru Turun Gunung

 

Malam tadi saya bersama beberapa rekan bersilaturrahmi ke seorang sesepuh perasuransian syariah. Sejak tahun 2008 lalu, beliau sudah meninggalkan industri perasuransian untuk memulai usaha di bidang lain, dari titik nol. Sebuah keberanian yang luar biasa.

 

Saya masih ingat, ketika beliau mengambil sikap seperti itu, banyak yang mempertanyakan ihwal mengapa langkah tersebut diambil. Menyingkir dari dunia perasuransian dan memulai usaha sebagai penggiat dinar (uang emas).

 

Pertemuan semalam, boleh dikata penuh perjuangan. Salah seorang petinggi asosiasi, rela menempuh gerimis dengan menggunakan ojek motor agar bisa sampai ke lokasi pertemuan, karena seperti biasa, hujan berarti macet total.

 

Saya sendiri, sejak pagi sudah berangkat untuk mengajar di bilangan Jakarta Timur, untuk mengisi materi Keuangan Islam. Lanjut, destinasi kedua adalah hotel di kawasan Lapangan Banteng untuk menghadiri peringatan milad perusahaan reasuransi syariah pertama di Indonesia. Lanjut, bersama beberapa rekan, menuju kantor sebuah pengembang, guna melakukan negosiasi harga atas penawaran yang diajukan untuk pembelian gedung sekretariat yang baru. Mudah-mudahan berjodoh dan dimudahkan. Aamiin.

 

Selanjutnya, menjelang petang, menuju kawasan Depok. Alhasil, sesuai janji, malam itu kami rencana bertemu di kantor beliau, tempat beliau mengoperasikan kegiatan start-up dan fintech.

 

Tak terasa, sudah sewindu lebih beliau meninggalkan industri perasuransian. Karya bakti beliau masih terus terkenang, dengan pendirian sebuah perkumpulan dan lembaga sertifikasi ujian profesi tenaga ahli asuransi syariah, Islamic Insurance Society.

 

Dari pertemuan tersebut, ada beberapa pencerahan yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Tidak dapat saya tutupi rasa kagum saya, atas kecerdasan dan keterbukaan pikiran beliau. Sungguh, hilang semua “aku” saat saya berhadapan dengan beliau.

 

Semua, tulisan, artikel, pemikiran, pandangan, opini yang pernah saya kumandangkan ke awak media maupun ke rekan lain, mendadak menjadi kerdil dan rasanya menjadi tidak ada apa-apanya.

 

Tak terasa 2,5 jam diskusi kami lakukan sejak bada Isya. Banyak pandangan dan buah pemikian beliau yang benar-benar memukau saya. Salah satunya adalah mengenai konsep responsive pricing contribution. Beliau menggagaskan konsep penerapan tarif asuransi syariah secara floating atau adjustable, dengan penyesuaian tarif di perjalanannya. Tarif asuransi syariah yang pertama diberikan kepada nasabah (Peserta) merupakan tarif indikasi. Dalam periode perjanjian, dilakukan review, apakah tarif akan naik atau akan turun. Semua itu sesuai dengan data yang tersedia dalam kurun waktu tertentu, misalnya 1 bulan pertama, 3 bulan pertama, 6 bulan pertama, dst.

 

Pemikiran lain yang beliau sampaikan adalah mengenai disruptive, dimana seseorang perlu orang lain,menjadi melihat dari luar. Kebanyakan dari kita, terlalu asyik di lingkungan sendiri, sehingga bisa jadi menimbulkan kondisi kejenuhan dan pelaku menjadi kehilangan kreativas dalam berusah. Dengan pendekatan disruptive ini, beliau menyarankan agar seseorang keluar dari satu industri, untuk merasakan exposure di usaha lain. Contoh yang digambarkan beliau adalah tentang pelaku perasuransian syariah yang exit dari industri dan menjadi pengusaha. Sebagai pengusaha, beliau akan merasakan sesuatu kebutuhan perlindungan diri.

 

Salah satu pandangan beliau yang cukup menarik adalah, bahwa asuransi syariah akan bisa memberika solusi atas risiko-iisko yang (mungkin) belum (tentu) bisa menjaminnya. Beliau menegaskan, bukan asuransi syariah sikapnya nekat, namun lebih kepada pebelajaran yang bsa disesuaikan dengan faktor risiko.

 

Masih banyak lagi pemikiran beliau, yang saya sendiri, merasa tidak cukup memiliki kemampuan untuk menuangkannya di blog saya ini. Beliau sendiri menyebutkan sedang menyusun buku tentang asuransi syariah.

IMG_20170504_230308

Di penghujung, saya meyakini, semua pelaku usaha perasuransian syariah, sangat mengharapkan beliau berkenan untuk turun gunung dan kembali membaktikan diri di industri perasuransian syariah. Saya pribadi, mendoakan semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dalam berikhtiar dan dapat terus membuahkan hasil pemikiran yang memberikan kemaslahatan bagi seluruih umat. Aamiin.

 

Wallahu’alam bish shawab.

 

Jakarta, (masih) 4 Mei 2017

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s