Setiap menjelang akhir tahun, setiap orang dan/atau perusahaan selain melakukan evaluasi terhadap apa-apa yang sudah dilakukannya juga mempunyai pandangan ke depan apa yang akan dihadapi di tahun berikutnya.
Secara pribadi, setiap orang biasanya punya resolusi. Entah itu ingin lulus ujian, ganti mobil baru, punya gadget baru, dsb, dll. Secara korporat, setiap perusahaan juga mempunyai rencana kerja dan target untuk dicapai di tahun berikutnya.
… dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok … [59:18]
Hal yang sama, untuk asuransi syariah (takaful) juga perlu mempunyai pandangan mengenai tantangan, hambatan dan opportunities yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
Bagaimana prospek industri asuransi syariah ke depannya? Dengan mengandalkan data, statistik dan forecast, diperkirakan asuransi syariah di Indonesia bisa tumbuh di kisaran 15%-20% (dari sisi kontribusi ~ premi syariah). Sementara untuk aset di-estimasikan akan tumbuh lebih besar lagi.
Selain itu, dapat diyakini, pertumbuhan dari sisi jumlah pemain juga akan bertambah. Seiring semakin gencarnya pemilik modal yang ingin meningkatkan status Unit Syariahnya menjadi Perusahaan Asuransi Syariah. Selain itu juga masih tinggi minat dan keinginan pemodal untuk mendirikan Unit Syariah (baru).
Di sisi lain, diperkirakan akan terjadi konsolidasi jumlah pemain reasuransi syariah, seiring dengan roadmap yang dicanangkan Kementrian BUMN untuk membentuk sebuah PRN (Perusahaan Reasuransi Nasional). Diwacanakan, seiring penggabungan induk perusahaan reasuransi, maka Unit Syariah Reasuransi pun turut digabungkan menjadi sebuah PRN Syariah yang lebih besar lagi.
Bila pun ini terjadi, justru diharapkan terjadi peningkatan kontribusi secara keseluruhan.Seiring itu, diharapkan terjadinya efisiensi pengelolaan risiko dan efektifitas daya serap reasuransi dalam negeri.
Pertumbuhan jumlah pemain diperkirakan akan naik, walaupun (kemungkinan) ada juga beberapa perusahaan yang karena kebijakan internal (maupun induk) menutup keran syariahnya. Tetapi secara keseluruhan, diperkirakan akan tetap terjadi penambahan pemain.
Sementara, mengutip perkiraan yang dilakukan oleh Swiss Re, pertumbuhan asuransi umum (konvensional) sebesar 5,2% – 5,7% di emerging market (termasuk Indonesia?). AAUI memperkirakan pertumbuhan asuransi umum (konvensional) nasional sebesar 15%-20%, AAJI memperkirakan pertumbuhan 10%-30% untuk asuransi jiwa (konvensional).
Apapun itu, terlihat semua pelaku industri sangat optimis menyambut 2017, lepas dari euforia, fenomena dan kondisi politik dalam negeri.
Barakallah!