Orang yang kaya adalah orang yang hatinya dipenuhi dengan rasa syukur.
* * *
… “Kaya bukanlah diukur dengan limpahan kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup”…
[HR Bukhari & Muslim]
… “Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup” …
[HR Bukhari & Muslim]
* * *
Rasa syukur ini bisa diwujudkan dalam bentuk bersyukur pada dirinya sendiri, kepada keluarga, kepada lingkungan, kepada alam sekitar dan pastinya kepada Allah azza wa jalla.
Rasa syukur pada diri sendiri bisa berupa penghargaan bagi tubuh dan pikirannya. Orang yang memberikan waktu bagi tubuhnya beristirahat di malam hari bisa dikatakan memberikan hadiah bagi tubuhnya yang sudah bekerja seharian penuh. Itu pun merupakan bentuk rasa syukur.
Rasa syukur kepada keluarga bisa berupa penghargaan kepada orang tua. Orang tua yang sejak sebelum kita lahir sudah mengupayakan yang terbaik bagi kita (sang jabang bayi). Iringan doá bagi orang tua, baik yang masih hidup apalagi yang sudah wafat, merupakan hadiah terbaik yang bisa kita berikan. Bentuk materi mungkin menolong, tetapi doá anak shaleh/ah merupakan yang terbaik. Itu pun merupakan bentuk rasa syukur.
Rasa syukur kepada lingkungan bisa berupa penghargaan kepada rekan-rekan kerja atau tetangga yang dengan keberadaan mereka, kehidupan kita menjadi lebih baik. Tidak mungkian manusia bisa hidup seorang diri. Ucapan sederhana seperti “terima kasih” pun sudah menunjukkan rasa pengakuan kita akan bantuan mereka. Itu pun merupakan bentuk rasa syukur.
Rasa syukur kepada alam bisa berbentuk upaya kita menjaga kebersihan. Dengan membuang sampah pada tempatnya saja sudah membantu menjaga alam dari kerusakan lebih besar. Itu pun merupakan bentuk rasa syukur.
Rasa syukur kepada Allah, Tuhan Sang Pencipta, bisa kita lakukan dengan beribadah. Beribadah vertikal dan beribadah horizontal. Wujud syukur kita kepada illahi adalah dengan lebih meningkatkan kepatuhan kita menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Allah SWT sudah memperingati umat manusia bahwa barang siapa yang bersyukur atas segala rahmat dan nikmat-Nya, maka Allah akan membalasnya dengan menambah rahmat dan kenikmatan.
Tetapi jangan lupa, Allah SWT juga sudah menyampaikan ancaman, bahwa barangsiapa yang kufur dan lalai bersyukur, siksa-Nya sangatlah pedih.
Fair and square. Reward and punishment.
Semoga bermanfaat ~