Catatan kecil khutbah shalat Jum’at
Kebon Melati, Jakarta Pusat
24 Maret 2017
Tidaklah manusia dan jin diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah semata. Perintah tersebut disampaikan kepada “manusia” yang artinya tidak bermakna luas bagi seluruh manusia, bukan hanya bagi ustadz, bagi santri, bagi orang Islam, tetapi juga bagi seluruh manusia.
Ibadah mahdho merupakan ibadah yang sifat dasarnya haram, kecuali ada perintah dan tuntunan dari Rasulullah.
“Siapa saja yang melakukan amal ibadah yang tidak kami ajarkan, maka amal ibadah tersebut adalah amal ibadah yang tertolak.”
(HR. Muslim, no. 4590)
Ibadah ghairu mahdho mencakup ibadah secara luas.
Untuk itu, marilah kita jadikan setiap aktivitas kita bernilai ibadah. kerja kita, senyum, bahkan tidur kita pun bisa bernilai agama, selama kita niatkan hanya karena Allah semata.
Kaitannya dengan bekerja, Khatib mengutip hadits riwayat Thabrani sbb:
“Sesungguhnya di antara dosa yang tidak bisa ditebus dengan pahala shalat, sedekah atau haji, maka bisa ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah.”
Khatib juga mengajak umat untuk memanfaatkan waktu 1 (satu) detik yang bisa bernilai investasi ibadah untuk masa lima tahun ke depan.
Sebaliknya, 1 (satu) detik yang kita lakukan pun bisa berakibat salah untuk lima tahun ke depan.
Wallahu’alam bishshawab –
24 Maret 2017